RASA
Terkadang
banyak hal di dunia ini yang harus dimaklumi. Tentang perbedaan, cinta, dan
kebencian. Kita hidup berdampingan dengannya. Aku berfikir saat ku mulai
mengenal rasa suka, secepatnya rasa itu akan hilang sendiri saat aku tak
memikirkannya lagi. Tapi sepertinya itu pendapat yang salah, aku masih
diam-diam memikirkannya. Aku yang tak bisa mencegah egoku untuk tersenyum saat
melihatnya. Aku yang tak henti-hentinya kagum saat mendengar barisan
kata-katanya. Dan aku yang sangat bahagia saat ia mulai menyadariku ada. Aku tak
pernah tau apa dia memikirkanku juga.
Rasa ini adalah hal yang seharusnya ku hindari. Karena aku
tak ingin lebih dalam kecewa lagi. Banyak berita yang ingin ku dengar
tentangnya. Aku seperti tak berterus terang pada diriku bahwa aku telah
mencintainya. Gengsi ini mencegahku untuk mengungkapkannya. Terkadang aku harus
memalingkan muka saat ia menatapku. Aku dikenal dengan rasa cuekku. Aku pun
mulai mendengar kabar bahwa ia telah mengatakan mencintaiku. Lagi-lagi aku
gengsi dan harus besikap benci padanya. Tuhan, kenapa rasa itu ada mengusikku? Apa
ini bagian dari rencanamu? Tuhan, aku takut jika dia berbalik arah dan
melupakan cintanya kepadaku.
Apakah ini bukan cinta? Lalu mengapa ia selalu tersenyum
kepadaku? Tapi mengapa aku masih saja membalas senyumnya dengan raut wajah
cuekku? Jujur, aku ingin tau semua tentangnya. Tentang keyakinannya, tentang
harapannya, dan tentang cintanya. Tuhan, aku tak tau harus apa. Apakah aku
masih harus bersikap sama? Apakah aku masih sanggup memendam semuanya? Apakah ia
akan mengerti perasaanku jika tak ku bilang yang sebenarnya padanya? Tapi aku
tak lupa akan berterimakasih kepadaMu Tuhan. Mungkin rasa ini ada untuk
mengujiku. Walau disisi lain aku merasa kesakitan menerima perasaan baru ini.
–may-