Rabu, 26 November 2014

Rasaku Untuknya


RASA

Terkadang banyak hal di dunia ini yang harus dimaklumi. Tentang perbedaan, cinta, dan kebencian. Kita hidup berdampingan dengannya. Aku berfikir saat ku mulai mengenal rasa suka, secepatnya rasa itu akan hilang sendiri saat aku tak memikirkannya lagi. Tapi sepertinya itu pendapat yang salah, aku masih diam-diam memikirkannya. Aku yang tak bisa mencegah egoku untuk tersenyum saat melihatnya. Aku yang tak henti-hentinya kagum saat mendengar barisan kata-katanya. Dan aku yang sangat bahagia saat ia mulai menyadariku ada. Aku tak pernah tau apa dia memikirkanku juga.
Rasa ini adalah hal yang seharusnya ku hindari. Karena aku tak ingin lebih dalam kecewa lagi. Banyak berita yang ingin ku dengar tentangnya. Aku seperti tak berterus terang pada diriku bahwa aku telah mencintainya. Gengsi ini mencegahku untuk mengungkapkannya. Terkadang aku harus memalingkan muka saat ia menatapku. Aku dikenal dengan rasa cuekku. Aku pun mulai mendengar kabar bahwa ia telah mengatakan mencintaiku. Lagi-lagi aku gengsi dan harus besikap benci padanya. Tuhan, kenapa rasa itu ada mengusikku? Apa ini bagian dari rencanamu? Tuhan, aku takut jika dia berbalik arah dan melupakan cintanya kepadaku.
Apakah ini bukan cinta? Lalu mengapa ia selalu tersenyum kepadaku? Tapi mengapa aku masih saja membalas senyumnya dengan raut wajah cuekku? Jujur, aku ingin tau semua tentangnya. Tentang keyakinannya, tentang harapannya, dan tentang cintanya. Tuhan, aku tak tau harus apa. Apakah aku masih harus bersikap sama? Apakah aku masih sanggup memendam semuanya? Apakah ia akan mengerti perasaanku jika tak ku bilang yang sebenarnya padanya? Tapi aku tak lupa akan berterimakasih kepadaMu Tuhan. Mungkin rasa ini ada untuk mengujiku. Walau disisi lain aku merasa kesakitan menerima perasaan baru ini.
–may-