Rabu, 20 Agustus 2014

Karena Kamu Indonesiaku



Udara pagi masih terasa berhembus ke ujung saraf paling dalam. Masih merasakan dingin yang tak terduga sebelumnya. Desahan air tak kunjung terhenti. Lajuan mobil menghampirinya. Melawan rintikan air hujan ke arah sekolah. Naomi dan Sam adalah pasangan yang sama sekali terlihat tak serasi. Mereka bertemu saat pelantikan pengurus osis setahun yang lalu. Keduanya dipertemukan dengan perbedaan sangat nyata. Sambil menunggu hujan reda, Naomi dan Sam menyiapkan keperluan untuk MOS. Selalu terlihat mesra mereka berdua. Peluitpu memecahkan suasana hening. Menandakan siswa baru harus berkumpul melaksanakan MOS. Tiba-tiba salah satu siswa terjatuh dan terluka. Sam menggendongnya
"Sam?" Ucap Naomi lirih, tapi sam tak memperdulikannya. Naomi terus mengikuti dua orang yang sangat serasi itu. Sam mengobati lukanya dengan penuh perhatian
"Sam??" Sapa Naomi yang terdengar seperti tak menyapa.
"Apa?" Kata Sam cuek, sambil melihat mata Naomi.
"Kamu gapernah seperhatian itu sama aku? Kamu juga menatapnya lebih dalam daripada aku?!" Kali ini ekspresi Naomi sedikit memperlihatkan kesedihannya.
"Kenapa sih kamu kekanak-kanakan gitu? Kamu tau kan ini memang udah kewajiban aku sebagai kakak kelasnya untuk menolongnya."
"Ya tapi gausah bersiap semanis itu! Apa kamu peduli sama pacar kamu ini? Kamu gapernah ada waktu untuk aku! Sedikitpun! Tapi sama dia? Kamu beda!" Naomi marah dan meninggalkan Sam bersama siswi yang masih terbaring di ranjang UKS.
Kali ini Naomi benar-benar marah dengan perlakuan Sam. Hatinya bimbang, apakah Sam menyukai siswa tadi. Esok hari Naomi menunggu kehadiran Sam di halaman rumahnya. Tapi Sam tak juga datang. Akhirnya jam mendarat tepat di angka tujuh yang membuat Naomi harus menerima hukuman tepat di bawah tiang bendera. Naomi akhirnya terjatuh pingsan dan terbangun di UKS bersama Sam.
"Kenapa sih kamu bisa dihukum gitu? Itu nyiksa kamu tau ga? Aneh!" Marahnya kepada Naomi
"Kamu mau salahin aku lagi? Kamu sadar ga kenapa aku bisa dihukum? Itu semua karena kamu! Aku nungguin kamu pagi tadi! Kamu jahat tau ga!" Kata Naomi sambil terbangun
"Maaf! Maafin aku Naomi! Aku sayang kamu!"
Sam memeluk Naomi diikuti senyuman kecil Naomi. Mereka kembali akrab seperti biasa. Menjalani situasi-situasi sulit berdua. Siang itu juga Sam meminta Naomi untuk pulang lebih awal karena ada tugas Sam harus segera diselesaikan. Mulai hari itu juga mereka tak pernah ada waktu untuk bersama lagi. Saat pelajaran dimulai Sam lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan. Hari terus berganti. Sam semakin tak terlihat di depan Naomi lagi. Dan yang tidak diduga sebelumnya, Sam berada di lapangan bersama siswa yang ditolongnya kemarin.
"Jadi ini alasan kamu? Kamu lebih pilih luangin waktu buat dia daripada sama aku? Kita baru aja baikan karena masalah kamu sama dia! Sekarang masalah kamu sama dia terulang lagi! Aku tak pernah menyangka, ternyata kamu benar-benar menyukainya. Menyukai pengibar bendera di 17 mendatang!"
"Tolong jangan buat masalah baru untuk hubungan kita saat ini! Harusnya kita saling percaya. Menjaga hati kita!"
"Percaya? Apa kedekatan kalian bisa membuatku percaya? Kamu kenapa sih? Kamu gapernah sadar gimana rasanya mencintai seseorang dengan perbedaan ini!"
"Kamu harusnya bisa contoh dia! Dia lebih baik dari kamu! Dia lebih hebat bisa menjadi paskibraka! Sedangkan kamu? Apa kamu bisa membuatku bangga dengan usahamu? Aku lebih tertarik dengan cewek yang mampu membanggakan Indonesia!"
"Udah cukup bandingin aku sama dia?! Aku tau aku ga sempurna seperti cewek kriteria kamu. Aku tau itu! Aku memang terlalu lemah untuk menjadi bagian dari paskibraka! Tapi bukankah cinta harusnya apa adanya? Bukankah cinta harusnya menerima kelemahan pasangannya? Sekarang aku sadar kita memang harusnya tak bersama!"
"Maksud aku bukan gitu Naomi!"
"Trus apa maksud kamu Sam?! Kamu mau putus?"
"Aku cuma minta kamu hargai kewajiban aku sebagai pelatih paskibraka! Aku cuma menuntut kamu berjuang demi aku! Aku cuma mau kamu kibarkan bendera merah putih demi kita! Kalau kamu ga bisa jadi paskibraka tanggal 17 mendatang, sebaiknya kita akhiri saja hubungan kita saat ini!" Kata Sam pergi menggandeng cewek itu
Hati Naomi sakit. Dia sadar dia tak mungkin bisa bersama Sam lagi. Mengapa perpisahan datang saat hati terlalu mencintai? Saat ini dia benar-benar yakin, dia tak mungkin bisa menjadi paskibraka seperti yang Sam minta. Tubuhnya terlalu lemah untuk hal itu. Dengan sangat berat hati Naomi memilih pergi meninggalkan keluarganya serta sekolahnya untuk beberapa hari kedepan. Itu semua karena Naomi terlalu letih jika harus melihat canda tawa Sam bukan bersamanya lagi.
Sepanjang jalan ia lalui sendiri. Tanpa fikir panjang dia memutuskan berhenti. Duduk di sela-sela rumput yang menghiasi pinggiran rel kereta itu. Dia tak tau kemana lagi dia harus mencari. Jejak-jejak cintanya yang baru.
"Hey?" Sapa seseorang dari belakang Naomi
"Aku gapapa! Kamu tenang saja!"
"Why? Kamu terlihat murung dari tadi."
"Aku gatau harus kemana lagi aku melangkah. Aku tersesat di sini!" Kata Naomi berbohong
"Oh gitu? Yaudah kamu ikut rombongan kami saja. Naik ke puncak bukit di sana" menunjuk arah utara
Naomi pun mengikuti mereka. Yang tidak pernah difikirkan sebelumnya mereka adalah anggota paskibraka. Naomi belajar banyak dari mereka. Hingga tersadar kedekatan Naomi dengan Kak Virza menumbuhkan benih cinta. Kak Virza selalu berada di dekat Naomi. Mereka menyusuri setapak jalan yang memuncak dengan peluh letih. Anehnya Naomi merasa kuat dengan keadaan ini. Malampun semakin larut, mereka memandangi indah langit bersama alunan petikan gitar Kak Virza.
"Terkadang aku berfikir aku adalah yang paling lemah di antara kalian. Walaupun itu memang benar. Tapi aku juga pernah berfikir aku tak akan pernah bisa menjadi anggota paskibraka sekaligus mengibarkan bendera merah putih. Tapi hari esok akan membuktikannya. Bahwa aku bisa! Aku tak selemah apa yang aku fikirkan sebelumnya" ungkap gadis di sebelahnya itu
"Kelemahan memang ada. Tapi bukan untuk menjadikan diri kita tidak bisa melakukan apa-apa. Aku sebelumnya tak menyangka. Bagaimana mungkin aku menjadi paskibraka. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Aku selalu mengiyakan rintangan yang ada di depanku. Karena aku ingin melangkah lebih maju, walaupun itu dimulai dari satu langkah saja. Percayalah kita bisa untuk menjadi yang terbaik Naomi. Dengan berusaha dan tekat untuk membuktikan kepada dunia kita lebih baik dari mereka" jelas Kak Virza
Naomi memeluknya. Kak Virza sudah seperti kakak yang selalu ada baginya. Tapi sayangnya Naomi berfikir Kak Virza juga menganggap Naomi sebagai adik. Padahal itu pendapat yang salah. Kak Virza sudah mencintai Naomi. Kak Virza juga berandai-andai, suatu saat nanti dia akan menyatakan rasa cintanya yang begitu besar untuk Naomi.
Matahari mulai menampakkan dirinya. Hari ini adalah hari terakhir Naomi melangkahkan kaki naik ke puncak bukit. Sekitar kurang 1 km lagi tubuh Naomi terasa sangat lemah. Rasanya tak mampu melangkahkan kakinya lagi.
"Kak Virza dan kalian semua lebih baik sekarang naik ke atas sana. Engga usah peduliin aku. Yang jelas kalian harus mengibarkan bendera itu sesegera mungkin." Perintah Naomi dengan lembut
"Kami semua tak akan ada yang melangkah ke sana tanpa kamu. Karena kamu masih bagian tim kita. Kita akan tunggu kamu sampai kakimu sembuh" tegas Kak Virza
Mereka semua menunggu kaki Naomi untuk segera pulih. Dan keajaiban benar-benar datang. Naomi mampu melangkahkan kakinya lebih jauh lagi. Dan akhirnya mereka sampai di puncak. Saat itu hampir jam sepuluh malam. Naomi mengerek bendera itu dengan mengenakan seragam paskibraka. Disana dihadiri banyak sekali anggota paskibraka yang lain dan menyaksikan Naomi mengerek bendera kebanggaan bangsa Indonesia.
Naomi tidak menyangka, kehadirannya saat itu sangat berarti. Naomi menangis bahagia
"Makasih Kak Virza sudah membuat aku mengenalmu. Aku sangat senang dengan pertemuan kita."
"Besok kita sudah harus kembali. Kita kembali ke rumah masing-masing. Besok aku akan menemanimu untuk mencari alamat rumahmu"
Esok hari mereka menuruni puncak. Naomi merasa puas dengan usahanya untuk menjadi paskibraka. Kak Virza berhasil melacak rumah Naomi dan beristirahat sejenak. Diam-diam Naomi ke sekolah dan bertemu Sam
"Sammuel" teriak Naomi
"Naomi..........? Buat apa kamu kembali? Aku mencari keberadaanmu yang tidak meninggalkan kabar sedikitpun. Sepertinya hubungan kita memang harus berakhir sampai disini. Kita memang memiliki perbedaan yang sangat nyata. Harusnya kita memang enggak ditakdirkan untuk bersama!" Kata Sam seperti menyesali pertemuan mereka
"Kamu bisa bilang gitu karena kamu gatau apa alasan aku untuk pergi! Dan apa alasan aku untuk kembali lagi. Mungkin kalau aku jelasin apa yang terjadi sama aku kamu juga ga bakal percaya. Oke... Aku mundur, terima kasih untuk waktu singkatmu!" Jelas Naomi pasrah
Dengan pertemuan mereka, Naomi sama sekali tak menyesalinya. Mungkin fikirnya, ini memang yang seharusnya terjadi. Tepatnya dua hari setelah kejadian itu Kak Virza mengajak Naomi ke taman kota.
"Naomi aku mau jujur sama kamu. Sebenarnya aku..."
"Naomi!" Teriak Sam diikuti lari kecilnya untuk memeluk Naomi. Sam memegang pipi Naomi
"Naomi, mungkin ini yang ke seribu kali aku minta maaf sama kamu. Tapi aku harap ini yang terakhir kali aku berucap maaf padamu. Sekarang aku tau alasan kamu pergi dan alasan kamu kembali lagi. Karena kamu mau buktiin kalau kamu bisa mengibarkan bendera dan menjadi anggota paskibraka. Aku tau itu semua karena ini, dia yang memberikan ini ke aku" memberikan handycam dan menunjuk Kak Virza. Naomi mendekati Kak Virza
"Terima kasih Kak! Kamu kakak terbaik yang pernah aku punya. Dan kamu tau isi hatiku yang sebenarnya sedang mengharapkan kehadirannya"
"Sama-sama Naomi. Kamu harus jaga cintamu baik-baik. Aku pergi ya. Aku harus kembali gabung sama tim lagi"
Naomi mengucapkan salam perpisahan kepada Kak Virza diikuti hilangnya Kak Virza di hadapannya. Sam menghampiri Naomi
"Naomi, aku sayang kamu. Apa kamu juga masih sayang sama aku atas perlakuan jahatku yang menyinggung hatimu"
"Maaf Sam, aku sekarang tak sepenuhnya cinta sama kamu. Karena cintaku sekarang ada pada negeriku, INDONESIA!"
"Aku tak salah memilihmu! Takkan pernah salah. Aku yakin cintamu masih tersimpan untukku. Mungkin akan selamanya menjadi milikku" peluk Sam kepada Naomi
Cinta memang rumit. Cinta tidak harus mencintai salah satu. Seperti Naomi, dia mencintai Sam dan Indonesia. Membagi cintanya dengan sebaik mungkin. Untuk menjadi terbaik tak sesulit yang kau bayangkan sebelumnya. Sebaiknya jalani saja apapun yang ada di depanmu saat ini. Dan melangkah lebih maju. Walaupun kembalinya Naomi dengan Sam menyakiti hati Kak Virza, tapi sekarang dia sadar. Siapa yang sebenarnya telah mencintainya sejak lama
"Sakit kan Virza? Mencintai seseorang yang sama sekali tak memberi cintanya kepada kita. Tapi kamu beruntung, aku lebih sakit cinta tak pernah mempedulikan usahaku untuk menunjukkan rasa cinta yang tak terlihat ini untuk seseorang yang selama ini ku kagumi. Cinta kita sama-sama bertepuk sebelah tangan" kata Kak Mitha dengan nada dingin.

2 komentar: